Rabu, 23 April 2014

7 tahun

Satu tahun..
Dua tahun..
Tiga tahun..
Hingga 7 tahun..
Kita tidak pernah bertemu lagi. ingatanku tentang wajahmu perlahan mulai hilang. Tapi tatapan matamu tak pernah ku lupakan. Karena kamu yang mengajarkanku cinta. Kamu adalah pria pertama yang mengatakan cinta ke aku.
Bisakah kamu membantuku untuk memutar waktu? Aku ingin sekali mengulang saat-saat kita bersama, tertawa, dan bermain.
Kamu mengatakan cinta ketika aku benar-benar tidak mengerti sama sekali tentang cinta. Saat kita saling malu-malu untuk bertatapan. Saat kita menjadi kaku ketika kamu mengungkapkan  persaanmu dan aku mengetahui perasaan itu.
Mengapa Tuhan memberi kita waktu yang salah?
Saat itu aku sungguh tidak mengerti apa yang kamu maksudkan. Hingga 7 tahun, aku baru bisa mengerti maksudmu 7 tahun yang lalu.
Waktulah yang memisahkan kita, hingga waktu juga yang mempertemukan kita. Aku tahu kamu, tapi entahlah kamu tahu aku juga atau tidak.
Kita satu sekolah. Tatapan matamu memang berbeda dari yang lain. Banyak hal yang ingin ku tanyakan padamu.
Apakah kau mengingatku? Apakah kau mengingat kejadian-kejadian masa kecil kita? Apakah perasaan itu masih ada? Tetapi, kurasa itu tidak mungkin.
Setidaknya kau masih mengingatku. Itu sudah membuatku senang.

tanggal lahirmu



Sabtu, 26 Desember 1998. Tanggal ketika kau mulai menghirup udara dunia. Aku tak tau apa alasan Tuhan menciptakanmu. Apa aku kah?? Atau yang lain??
Aku ingin mengetahui lebih jauh tentangmu. Mulai dari hobbymu, cita-citamu, tempat tinggalmu, hingga orang tuamu. Itu semua tak lebih karena aku mengagumimu. Kau punya daya tarik tersendiri. Kau berbeda. Kau dapat merubah warna hitam di hariku menjadi warna putih. Kau bagai pulpen dalam kertas kosongku. Aku membutuhkanmu. Sungguh!
Aku hanya ingin kau yang mengisi hatiku yang sedang sepi. Biarkan aku merasakan hangatnya cintamu.
Setiap malam kau selalu berotasi dalam otakku. Dan beberapa kali kau muncul di dalam mimpiku. Jika memilikimu hanya mimpi dalam tidurku, aku bersedia tertidur untuk selamanya. Karena disanalah bahagiaku.
Terkadang aku iri dengan teman-temanku. Setiap mereka bertemu, yang mereka bicarakan selalu pacar mereka masing-masing dan cerita cinta mereka. Sedangkan aku, aku hanya bisa mengagumimu. Aku hanya bisa mencuri-curi pandang padamu dari jarak jauh.
Aku tau, mengagumimu itu seperti menginginkan sebuah kalung permata yang harganya mencapai miliyaran rupiah, dan sedangkat aku hanyalah wanita miskin yang tak tau diri karena sudah berani bermimpi dapat memiliki kalung permata itu.
Mungkin semua orang akan tertawa terbahak-bahak jika aku dan kamu menjadi kita. Menikmati indahnya cinta bersamamu, itu hanyalah khayalan belaka. Khayalan yang tak akan pernah menjadi nyata.
Kau hanya akan menjadi bunga dalam tidurku. Dan kau hanya akan menjadi bagian dalam doa-doaku.
Tubuhmu yang tidak terlalu tinggi dariku, suaramu yang selalu menyapa telingaku, gerak-gerikmu yang selalu membuatku merasa gemas terhadapmu, dan kelakuan jahilmu terhadap teman-temanmu. Apa yang kurasakan ini sebuah kesalahan?